Saturday, December 21, 2013

Makalah Tentang Payudara Nyeri, Bengkak, Panas, Dan Merah, Pada Masa Nifas

BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Pada pemberian ASI sering terdapat masalah, baik pada teknik pemberian ibu dan anatomi payudara ibu, serta kemampuan anak untuk menghisap dan anatomi orofaringeal anak. Seringkali ketidakcukupan jumlah susu sering dinilai sebagai suatu masalah, sehingga terjadi pemberhentian pemberian ASI. Seringkali juga wanita mengeluh karena luka pada puting susu, dimana hal ini terjadi karena posisi dan perlekatan anak yang salah ketika menyusui. Dalam keadaan normal, wanita secara fisiologis mampu untuk memproduksi susu yang cukup. Kurangnya pengertian dan pengetahuan ibu tentang manfaat ASI dan menyusui menyebabkan ibu – ibu mudah terpengaruh dan beralih kepada susu botol (susu formula). Kesehatan/status gizi bayi/anak serta kelangsungan hidupnya akan lebih baik pada ibu- ibu yang berpendidikan rendah. Hal ini karena seorang ibu yang berpendidikan tinggi akan memiliki pengetahuan yang luas serta kemampuan untuk menerima informasi lebih tinggi.
Menyusui merupakan aktivitas yang sangat penting baik bagi ibu maupun bayinya. Dalam proses menyusui terjadi hubungan yang erat dan dekat antara ibu dan anak. Tentunya kaum ibu ingin dapat melaksanakan aktivitas menyusui dengan nyaman dan lancar. Namun demikian, terkadang ada hal-hal yang mengganggu kenyamanan dalam menyusui. Masalah-masalah yang sering dialami oleh ibu sehubungan dengan menyusui dan bagaimana mengatasinya akan dipaparkan pada pembahasan kali ini.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apakah masalah-masalah yang terjadi pada ibu saat pembererian ASI?
2.      Apakah masalah yang terjadi pada bayi saat pemberian ASI?

1.3  Tujuan
1.      Memberikan pengetahuan tentang masalah menyusui pada ibu.
2.      Memberikan pengetahuan tentang masalah menyusui pada bayi.




BAB II
PEMBAHASAN

A.      Patologi Menyusui
Masalah menyusui umumnya terjadi dalam dua minggu pertama masa nifas. Pada masa ini, pengawasan dan perhatian petugas kesehatan sangat diperlukan agar masalah menyusui dapat segera ditanggulangi, sehingga tidak menjadi penyulit atau menyebabkan kegagalan menyusui.

a.      Puting susu nyeri (sore nipple)
Umumnya ibu akan merasa nyeri pada waktu awal menyusui. Perasaan sakit ini akan berkurang setelah ASI keluar. Bila posisi mulut bayi dan puting susu ibu benar, perasaan nyeri akan hilang.
Cara menangani :
a)      Pastikan posisi ibu menyusui sudah benar.
b)      Mulailah menyusui pada puting susu yang tidak sakit  guna membantu mengurangi sakit pada puting susu yang sakit.
c)      Segera setelah minum, keluarkan sedikit ASI oleskan di puting susu dan biarkan payudara terbuka untuk beberapa waktu sampai puting susu kering.

Hal-hal yang harus dilakukan untuk mencegah rasa nyeri puting susu ketika menyusui :
a)      Santai ketika menyusui, harus santai dan tenang saat menyusui. Hal ini akan membantu meningkatkan aliran air susu ibu. Meletakkan kain basah yang hangat pada payudara atau mengambil shower hangat untuk mengguyur payudara setelah menyusui .
b)           Jangan menarik isapan bayi sebelum bayi benar-benar selesai menetek, memastikan bayi tidak lagi menetek sebelum melepaskan dari payudara. Untuk menghentikan bayi dari anak susuan, melalui sudut mulut bayi memasukkan jari ke dalam mulutnya. Ini akan melepaskan isapan bayi dari payudara dan dapat dengan mudah mengangkat atau menarik bayi dari puting susu.
c)      Mencari posisi yang nyaman saat menyusui, Karena tidak nyaman saat menyusui bisa membuat cemas, dan mengurangi atau menghentikan aliran susu. Belajar posisi menyusui yang nyaman dan benar. Menggunakan salah satu jari dari posisi tersebut setiap kali menyusui bayi. Jika bayi tidak dalam posisi yang tepat ia mungkin memiliki masalah dalam penghisapan. Bayi mungkin tidak mendapatkan cukup susu dan menyedit dengan keras. Hal ini dapat menyebabkan sakit atau mengubah bentuk puting untuk beberapa menit .
d)     Memastikan mulut bayi santai saat menyusui, jika bayi menyusu terlalu keras maka puting menjadi sakit, anda perlu membuat santai mulut bayi. Untuk melakukan ini ibu perlu memijat rahang bawah telinga bayi. Stroke adalah gerakan untuk beristirahat dan melebarkan mulut bayi. Ibu dapat menarik perlahan-lahan bayi ke bawah menggunakan jari. Hal ini memungkinkan istirahatnya lidah, gusi dan puting susu. Tarik kepala bayi sehingga rahangnya ada di belakang puting susu, dengan cara ini susu dapat terjepit dan tidak akan cukup susu mengalir keluar .
e)      Menggunakan perangkat untuk menyusui dengan benar, membaca petunjuk yang ada pada saat menggunakan perangkat dan menjaga selalu tetap bersih. Jika ada alat yang menyebabkan cedera pada payudara, maka penggunaannya harus dihentikan. Ibu mungkin memerlukan bantuan untuk mempelajari bagaimana cara penggunaan alat. Cedera ini meningkatkan risiko untuk kerusakan dan infeksi puting.

b.      Puting susu lecet(cracked nipple)
Puting susu terasa nyeri bila tidak ditangani dengan benar akan  menjadi lecet. Umumnya menyusui akan menyakitkan kadang-kadang mengeluarkan darah. Puting susu lecet dapat disebabkan oleh posisi menyusui yang salah, tapi dapat pula disebabkan oleh trush (candidates) atau dermatitis.
Sebanyak 57% ibu yang menyususi dilaporkan pernah menderita kelecetan pada puting.
Penyebab lecet tersebut adalah sebagai berikut :
1.       Kesalahan dalam teknik menyusui, bayi tidak menyusui sampai areola tertutup oleh mulut bayi. Bila bayi hanya menyusu pada putting susu, maka bayi akan mendapat ASI sedikit, karena gusi bayi tidak menekan pada sinus latiferus, sedangkan pada ibunya akan menjadi nyeri, keceletan pada putting susu.
2.       Monoliasis pada mulut bayi yang menular pada putting susu ibu.
3.       Akibat dari pemakaian sabun, alcohol, krim, atau zat iritan lainnya untuk mencuci putting susu
4.       Bayi dengan tali lidah yang pendek (frenulum lingue), sehingga bayi sulit menghisap sampai ke kalang payudara dan isapan hanya pada putting susu saja
5.       Rasa nyeri juga dapat timbul apabila ibu menghentikan menyusui dengan  kurang berhati-hati

Penatalaksanaan
1.       Bayi harus disusukan terlebih dahulu pada putting yang normal yAang lecetnya lebih sedikit. Untuk menghindari tekanan local pada puting, maka posisi menyusu harus sering diubah. Unuk putting yang sakit dianjurkan mengurangi frekuensi dan lamanya menyusui. Disamping itu kita harus yakin bahwa teknik menyususi yang digunakan bayi benar, yaitu harus menyusu sampai ke kalang payudara. Untuk menghindari payudara yang bengkak, ASI dikeluarkan dengan tangan pompa, kemudian diberikan dengan sendok, gelas, dan pipet.
2.       Setiap kali selesai menyusui bekas ASI tidak perlu dibersihkan, tetapi diangin-anginkan sebentar agar melembutkan putting sekaligus sebagai anti-infeksi
3.       Jangan menggunakan sabun, alcohol, atau zat iritan lainnya untuk membersihkan payudara
4.       Pada putting susu bisa dibubuhkan minyak lanolin atau minyak kelapa yang telah dimasak terlebih dahulu
5.       Menyusui lebih sering (8 – 12 kali dalam 24 jam), sehingga payudara tidak sampai terlalu penuh dan bayi tidak begitu lapar juga tidak menyusu terlalu rakus
6.       Periksalah apakah bayi tidak menderita monoliasis yang dapat menyebabkan lecet pada putting susu ibu. Jika ditemukan gejala moniliasis dapat diberikan nistatin

Pencegahan
1.       Tidak membersihkan putting susu dengan sabun, alcohol, krim, atau zat-zat iritan lainnya
2.       Sebaiknya untuk melepaskan putting dari isapan bayi pada saat bayi selesai menyusu, tidak dengan memaksa menarik putting, tetapi dengan menekan dagu atau dengan memasukkan jari kelingking yang bersih ke mulut bayi
3.       Posisi menyusu harus benar, yaitu bayi harus menyusu sampai ke kalang payudara dan menggunakan kedua payudara


c.      Saluran Susu Tersumbat(obstructive duct)
Saluran susu tersumbat (obstructive duct) adalah suatu keadaan dimana terjadi sumbatan pada satu atau lebih saluran susu yang disebabkan oleh tekanan jari waktu menyusui atau pemakaian bra yang terlalu ketat. Hal ini juga dapat terjadi karena komplikasi payudara bengkak yang berlanjut yang mengakibatkan kumpulan ASI dalam saluran susu tidak segera dikeluarkan sehingga menjadi sumbatan. Sumbatan ini pada wanita yang kurus dapat terlihat dengan jelas sebagai benjolan yang lunak pada perabaannya.
Penyebab
Hal-hal yang menjadi penyebab saluran susu tersumbat adalah sebagai berikut :
1.        Tekanan jari ibu yang terlalu kuat pada waktu menyusui
2.        Pemakaian bra yang terlalu ketat
3.       Komplikasi payudara bengkak, yaitu susu terkumpul tidak segera dikeluarkan, sehingga terbentuklah sumbatan

Gejala
1.       Pada wanita yang kurus, gejalanya terlihat dengan jelas dan lunak pada perabaan
2.       Peyudara pada daerah yang mengalami penyumbatan terasa nyeri dan bengkak yang terlokalisir

Penatalaksanaan
Saluran susu yang tersumbat ini harus dirawat, sehingga benar-benar sembuh, untuk menghindari terjadinya radang payudara (mastitis).
Adapun cara untuk merawat payudara adalah sebagai berikut :
1.           Untuk mengurangi rasa nyeri dan bengkak, dapat dilakukan masase serta kompres panas dan dingin secara bergantian
2.           Bila payudara masih terasa penuh, ibu dianjurkan untuk mengeluarkan ASI dengan tangan atau dengan pompa setiap kali selesai menyusui
3.           Ubah-ubah posisi menyusui untuk memperlancarkan aliran ASI

Pencegahan
Pencegahan  yang  dapat  dilakukan  agar  payudara  tidak  tersumbat  adalah  sebagai
berikut :
1.           Perawatan payudara pasca persalinan secara tertatur, utnuk menghindari terjadinya statis aliran ASI
2.           Posisi menyusui yang diubah-ubah
3.           Mengenakan bra yang menyangga, bukan yang menekan

d.         Payudara bengkak(engorgement)
Sekitar hari ketiga atau keempat sesudah ibu melahirkan, payudara sering terasa lebih penuh, tegang, serta nyeri. Keadaan seperti itu disebut engorgement (payudara bengkak) yang disebabkan oleh adanya statis d i vena dan pembuluh darah bening. Hal ini merupakan tanda bahwa ASI mulai banyak diproduksi. Apabila dalam keadaan tersebut ibu menghindari menyusui karena alasan nyeri kemudian memberikan prelacteal feeding (makanan tambahan) pada bayi, hal ini justru berlanjut (makin parah). Payudara akan bertambah penuh karena produksi ASI terus berlangsung sementara disisi lain ASI tidak disusukan ke bayi menyebabkan tidak terjadi perangsangan pada puting susu. Hal ini mengakibatkan refleks oksitosin tidak terjadi dan ASI tidak dikeluarkan. Jika hal ini terus berlangsung, ASI yang diproduksi menumpuk pada payudara dan menyebabkan areola (bagian berwarna hitam yang melingkari puting) lebih menonjol, puting menjadi lebih datar dan susah dihisap oleh bayi ketika disusukan. Bila keadaan sudah sampai seperti ini, kulit pada payudara akan nampak lebih merah mengkilat, terasa nyeri sekali dan ibu merasa demam seperti influenza.
Pada hari-hari pertama (sekitar 2-4 jam), payudara sering terasa penuh dan nyeri disebabkan bertambahnya aliran darah ke payudara bersamaan dengan ASI mulai diproduksi dalam jumlah banyak.
Penyebab bengkak :
Pembengkakan payudara terjadi karena ASI tidak disusui dengan adekuat, sehingga sisa ASI terkumpul pada sistem duktus yang mengakibatkan terjadinya pembengkakan. Payudara bengkak ini dapat terjadi pada hari ketiga tau keempat sesudah melahirkan. Statis pada pembuluh darah dan limfe akan mengakibatkan meningkatnya tekanan intra kaudal, yang akan memengaruhi segmen pada payudara, sehingga tekanan seluruh payudara meningkat. Akibatnya, payudara sering terasa penuh, tegang, serta nyeri. Kemudian diikuiti oleh penurunan produksi ASI dan penurunan let down. Penggunaan bra yang ketat juga bisa menyebabkan segmental engorgement. Demikian pula putting yang tidak bersih dapat menyebabkan sumbatan pada duktus.
Adapun penyebab lainnya, yaitu :
a)      Posisi mulut bayi dan puting susu ibu salah
b)      Produksi ASI berlebihan
c)      Terlambat menyusui
d)      Pengeluaran ASI yang jarang
e)      Waktu menyusui yang terbatas
Gejala
Payudara yang mengalami pembengkakan tersebut sangat sulit disusui oleh bayi, karena kalang payudara lebih menonjol, putting lebih datar dan sulit diisap oleh bayi, kulit pada payudara Nampak lebih mengkilap, ibu merasa demam, dan payudara terasa nyeri. Oleh karena itu, sebelum disusukan pada bayi, ASI harus diperas dengan tangan atau pompa terlebih dahulu agar payudara lebih lunak, sehingga bayi lebih mudah menyusu.
              Penatalaksanaan
1.     Masase payudara dan ASI diperas dengan tangan sebelum menyusui
2.     Kompres dingin untuk mengurangi statis pembuluh darah vena dan mengurangi rasa nyeri. Bisa dilakukan selang-seling dengan kompres panas untuk melancarkan pembuluh darah
3.     Menyusui lebih sering dan lebih lama pada payudara yang terkena untuk memperlancarkan aliran ASI dan menurunkan tegangan payudara
Pencegahan
1.     Apabila memungkinkan, susukan bayi setelah lahir
2.     Susukan bayi tanpa jadwal
3.     Keluarkan ASI dengan tangan atau pompa, bila produksi ASI melebihi kebutuhan bayi
4.     Melakukan perawatan pascapersalinan secara teratur
         Perbedaan payudara penuh dengan payudara bengkak adalah:
a.           Payudara penuh : rasa berat pada payudara, panas dan  keras. Bila diperiksa ASI keluar dan tidak demam
b.           Payudara bengkak : payudara oedema, sakit, puting susu kencang, kulit mengkilat walau tidak merah, dan bila diperiksa/diisap ASI tidak keluar. Badan biasa demam setelah 24 jam

Untuk mencegah maka diperlukan : menyusui dini, perlekatan yang baik, menyusui “on demand”. Bayi harus lebih sering disusui. Apabila terlalu tegang  atau bayi tidak dapat menyusu sebaiknya ASI dikeluarkan terlebih dahulu, agar ketegangan menurun.
Untuk merangsang refleks oksitosin maka dilakukan:
a. Kompres panas untuk mengurangi rasa sakit
b. Ibu harus rileks
c. Pijat leher dan punggung belakang (sejajar daerah payudara)
d. Pijat ringan pada payudara yang bengkak (pijat pelan-pelan kearah tengah)
e. Stimulasi payudara dan puting
f.  Kompres dingin pasca menyusui, untuk mengurangi oedema
g. Memakai BH yang sesuai
h. Bila terlalu sakit dapat diberikan obat analgetik
Cara mengatasinya :
a)           Susui bayinya semau dia sesering mungkin tanpa jadwal dan tanpa batas waktu
b)           Bila bayi sukar menghisap, keluarkan ASI dengan bantuan tangan atau pompa ASI yang efektif
c)           Sebelum menyusui untuk merangsang refleks oksitosin dapat dilakukan : kompres hangat untuk mengurangi rasa sakit, massage payudara, massage leher dan punggung
d)           Setelah menyusui, kompres air dingin untuk mengurangi oedema (Suradi,2004).

e.      Mastitis
Mastitis adalah radang pada payudara. Inflamasi parenkimatosis glandula mammae merupakan komplikasi ante partum yang jarang terjadi terjadi tetapi kadang –kadang dijumpai dalam masa nifas dan laktasi.
Gejala mastitis supuratif jarang terlihat sebelum akhir minggu pertama masa nifas dan umumnya baru ditemukan setelah minggu ketiga atau keempat. Bandungan yang mencolok biasanya mendahului inflamasi dengan keluhan pertamanya berupa menggigil atau gejala rigor yang sebenarnya,yang segera diikuti oleh kenaikan suhu tubuh dan peningkatan frekuensi denyut nadi. Payudara kemudian menjadi keras serta kemerahan,dan pasien mengeluhkan rasa nyeri.
Penyebab
1.           Payudara bengkak yang tidak disusu secara adekuat, akhirnya terjadi mastitis
2.           Putting lecet akan memudahkan masuknya kuman dan terjadinya payudara bengkak
3.           Bra yang terlalu ketat mengakibatkan segmental engorgement, jiak tidak disusui dengan adekuat, maka bisa terjadi mastitis
4.           Ibu yang dietnya buruk, kurang istrirahat, dan anemia akan mudah terkena infeksi

Gejala mastitis:
a.Gejala mastitis non-infeksius adalah:
1.     Ibu memperhatikan adanya’’bercak panas’’,atau area nyeri tekan yang akut.
2.     Ibu dapat merasakan bercak kecil yang keras di daerah nyeri tekan tersebut.
3.     Ibu tidak mengalami demam dan merasa baik-baik saja.
b.Gejala mastitis infeksius:
1.     Ibu mengeluh lemah dan sakit-sakit pada otot seperti flu
2.     Ibu dapat mengeluh sakit kepala
3.      Ibu demam dengan suhu di atas 34 C
4.     Tredapat area luka yang terbatas atau lebih luas pada payudara.
5.     Kulit pada payudara dapat tampak kemerahan atau bercahaya(tanda-tanda akhir)
6.     Kedua payudara mungkin terasa keras dan tegang ‘’Pembengkakan’’.

Penatalaksanaan
Bila payudara tegang/indurasi dan kemerahan, maka:
a.      Berikan kloksasilin 500 mg setiap 6 jam selama 10 hari.Bila diberikan sebelum terbentuk abses biasanya keluhannya akan berkurang.
b.     Sangga payudara
c.      Kompres dingin
d.     Bila diperlukan,berikan paracetamol 500 mg per oral setiap 4 jam
e.      Ibu harus didorong menyusui bayinya walau ada pus.
f.      Jika bersifat infeksius,berikan analgesik non narkotik, antipiretik (ibuprofem, asetaminofen) untuk mengurangi demam dan nyeri.
g.     Pantau suhu tubuh akan adanya demam. Jika ibu demam tinggi(> 39 °C), periksa kultur susu terhadap kemungkinan adanya infeksi streptokokal.
h.     Pertimbangan pemberian antibiotik antistafilokokus kecuali jika demam dan gejala berkurang.
i.       Ikuti perkembangan 3 hari setelah pemberian pengobatan.

f.       Abses Payudara           
     Harus dibedakan antara mastitis dan abses. Abses payudara merupakan kelanjutan/komplikasi dari mastitis. Hal ini disebabkan karena meluasnya peradangan dalam payudar tersebut.
Gejala
1.           Ibu tampak lebih parah sakitnya
2.           Payudara lebih merah dan mengkilap
3.           Benjolan lebih lunak karena berisi nanah, sehingga perlu diinsisi untuk mengeluarkan nanah tersebut
Penatalaksanaan
1.           Teknik menyusui yang benar
2.           Kompres air hangat dan dingin
3.           Terus menyusui pada mastitis
4.           Susukan dari yang sehat
5.           Senam laktasi
6.           Rujuk
7.           Pengeluaran nanah dan pemberian antibiotic bila abses bertambah
Bila terjadi abses, menyusui dihentikan, tetapi ASI tetap dikeluarkan.



BAB III
PENUTUP


A  Kesimpulan
Pemberian Asi merupakan aktivitas yang sangat penting baik bagi ibu maupun bayinya. Dalam proses menyusui terjadi hubungan yang erat dan dekat antara ibu dan anak. Dalam pelaksanaannya proses menyusui tidak selalu lancar karena terdapat masalah-masalah dalam pemberian ASI baik dari ibu maupun bayi.
Masalah Menyusui Pada Ibu yaitu Payudara Bengkak (Engorgement), Kelainan Puting Susu, Putting Susu Nyeri (Sore Nipple) dan Putting Susu Lecet (Cracked Nipple), Saluran Susu Tersumbat (Obstructive Duct), Radang Payudara (Mastitis), Abses Payudara, Air Susu Kurang.
Masalah Menyusui Pada Bayi yaitu Bayi Sering Menangis, Bayi Bingung Puting (Nipple Confusion), Bayi dengan BBLR dan Bayi Prematur, Bayi dengan Ikterus, Bayi dengan Bibir Sumbing, Bayi Kembar, Bayi Sakit, Bayi dengan Lidah Pendek (Lingual Frenulum), Bayi yang Memerlukan Perawatan.

B.    Saran 
Bagi kita tenaga kesehatan sangat penting untuk mengetahui masalah-masalah yang terjadi dalam pemberian ASI baik dari ibu maupun bayi. Karena dengan demikian  kita dapat memberikan asuhan yang tepat pada ibu agar ibu dapat mengatasi masalahnya lebih dini dan dapat dilakukannya sendiri maupun dengan bantuan dari keluarga.

  
DAFTAR PUSTAKA

Saleha, Sitti, 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika


Suherni, dkk. 2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya

1 comment:

  1. The Best Casino Games, Bonuses & Promos
    At the time of writing, we've had a few lucky games that have left 속초 출장샵 many We've listed the top 3 most valuable casino 삼척 출장샵 games available 안양 출장안마 at 하남 출장안마 the casino. 김천 출장마사지

    ReplyDelete